Sekolah Hebat Berprestasi
ABSTRAK
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini berjudul “ Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada Mata Pelajaran PKN Materi Kepemimpinan melalui Media Audio-Visual”. Rumusan masalah penelitian ini adalah ” Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada mata pelajaran PKN materi kepemimpinan melalui penggunaan media audio visual ?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan proses penerapan media audiovisual yang dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada mata pelajaran PKN materi Kepemimpinan. Subjek penelitian ini adalah siswa di Kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau yang berjumlah 20 orang, 12 Laki-laki dan 8 Perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Prasiklus yaitu dari 20 siswa terdapat 7 siswa (35%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 13 siswa (65%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata 64,5. Setelah menggunakan media audio visual pada siklus I bahwa sebanyak 16 siswa (80%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 4 siswa (35%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata 79,5. Setelah Tindakan siklus II diketahui 20 siswa (100%) telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata 85,75. Maka dapat disimpulkan bawa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SD Negeri 35 Lubuklinggau pada mata pelajaran PKN materi kepemimpinan.
Kata Kunci : PKN , Audio-Visual, PTK
A. Latar iBelakang i iMasalah
Pendidikan Kewarganegaraan ialah Ilmu Pengetahuan Sosial yang mempunyai watak dinamis cocok dengan pertumbuhan warga serta pelajaran yang digunakan dapat meningkatkan dan membagikan nilai luhur serta moral bersumber pada budaya Indonesia. Diharapkan nilai luhur dan moral terwujud dalam sikap kehidupan siswa, selaku individu, ataupun warga masyarakat, serta makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”( Susanto, 2013)
Pembelajaran (PKN) mayoritas tidak disadari bagi sebagian siswa yang diakibatkan oleh sedikitnya informasi tentang apa sesungguhnya PKn itu. Perihal tersebut bisa berdampak kurang baik terhadap proses belajar siswa, pada saat belajar PKN siswa hanya mencermati uraian guru saat pembelajaran berlangsung tanpa terjun langsung pada setiap materi yang diajarkan padahala PKN tak ubahnya seperti pelajaran IPS banyak materi yang mengajarkan tentang para pahlawan dan peristiwa Negara Indonesia pada waktu lampau.
Pendidikan hendaknya akan tercapai jika rencana pelajaran serta pendidikan yang digunakan bisa berpengaruh pada kemampuan serta keahlian yang dipunyai siswa. Adapun masalah yang sering terjadi didunia Pendidikan yaitu proses pembelajaran yang masih sangat lemah. Peserta didik kurang dimotivasi serta pembelajaran disekolah tidak mengarahkan siswa untuk menguasai materi. Pemakaian media pula sangat berpengaruh besar pada hasil belajar siswa dalam pelajaran Pkn. Saat ini Indonesia sedang dilandai Corona Virus sehingga mau tidak mau pembelajaran disekolah diganti dengan system dalam jaringan, sehingga menuntut guru dan siswa untuk belajar dengan menggunakan teknologi seperti zoom, whatsapp, teams, google classromm dan masih banyak lagi. Teknologi tersebut diharapkan mampu membuat siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
Media Audio-visual sangat cocok digunakan pada masa pandemic saat ini, karena media ini seperti gambar-gambar bergerak sehingga siswa seperti terjun langsung pada peristiwa nyata pada kehidupan sehari-hari ataupun kehidupan terdahulu. Media audio-visual yang digunakan berupa video. Jadi sebagi guru modern kita harus menjadi guru yang melek teknologi digital untuk menunjang system pembelajaran pada saat ini agar proses pembelajarn terus berlangsung dan siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
.
Dalam Pelajaran PKN diketahui minat siswa masih sangat rendah terlihat dari tingkat ketercapaian KKM yang ditentukan di kelas tersebut. Terlihat dari hasil ulangan harian siswa yang imencapai ketuntasan belajar hanya 7 dari 20 siswa atau 35% dengan rata-rata nilai ulangan harian hanya 64,5. Adapun faktor yang mempengaruhi yakni rendahnya motivasi siswa dalam belajar, materi belajar yg tidak menarik bagi siswa, teknik mengajar guru yang cenderung membosankan, sarana prasarana yang tidak memadai dan sebagainya. tetapi salah satu faktor penyebabnya ialah anggapan guru bahwa guru cukup menjelaskan materi secara verbal tanpa menggunakan media pembelajaran yang dapat memperdalam pemahaman siswa terkait materi belajar dan membangun motivasi siswa dalam pembelajaran. Namun sebenarnya penerapan media pembelajaran dapat menyenangkan untuk siswa, memperdalam pemahaman dan menarik perhatian siswa terkait materi belajar.
Beberapa factor yang menyebabkan permasalahan diatas yaitu tidak menggunakan media dalam pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Guru hanya terpaku pada buku cetak siswa dalam menyampaikan materi, tugas yang diberikan guru kurang dipahami siswa sehingga saat melihat hasil dari penugasan terlihat nilai yang diperoleh siswa masih rendah
Alternatif pemecahan masalah dalam hal ini peneliti melakukan PTK dengan judul ” Meningkatkan motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada Mata Pelajaran PKN materi kepemimpinan melalui Media audio visual”. Peneliti memilih media audio-visual sebagai alternatif pemecahan masalah yaitu menggunakan vidio karena vidio memiliki sifat yang seakan nyata sehingga siswa seperti melihat peristiwa secara langsung dengan ini pembelajaran bisa dimengerti dengan mudah
B.. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, yaitu permasalahan dalam Penelitian ini adalah ” Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada mata pelajaran PKN materi kepemimpinan melalui penggunaan media audio visual ?”
C.. iTujuan. iPenelitian. iPerbaikan. iPembelajaran
”Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan proses penggunaan media audiovisual yang bisa meningkatkan motivasi siswa kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada mata pelajaran PKN materi kepemimpinan.”
. iD.. Manfaat Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan dalam pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi:
PKn ialah kependekan dari Pembelajaran kewarganegaraan. Konsep pembelajaran serta kewarganegaraan mempunyai penafsiran tertentu. Konsep pembelajaran dalam makna luas bisa berarti, “Sesuatu proses yang meningkatkan seluruh aspek karakter individu, seperti pengetahuan nilai, perilaku, serta keterampilannya. Pembelajaran mencakup aktivitas mendidik, mengajar, serta melatih” ( Aryani & Susatim, 2010).
Pembelajaran kewarganegaraan ialah mata pelajaran yang dibesarkan dalam pendidikan memuat materi kewarganegaraan yang bersumber pada aspek agama, moral, suku bangsa, budaya, jadi masyarakat Indonesia yang pintar, terampil, serta memiliki karakter ialah membina serta meningkatkan karakter partisipan didik jadi masyarakat negeri yang baik, mempunyai kepribadian kebangsaaan, dengan diiringi keragaman pengetahuan tersusun secara sistematis, terstruktur, serta logis bersumber pada latar balik siswa.
Pembelajaran PKN ialah program pembelajaran bersumber pada nilai- nilai pancasila yang meningkatkan moral dan nilai luhur yang bersumber pada budaya bangsa yang dimampukan menjadi pribadi yang baik dalam sikap kehidupan. Di samping itu mata pelajaran PKn pula memfokuskan pada aspek agama, sosial, ras, budaya, bahasa, umur, serta suku bangsa buat jadi masyarakat negeri yang pintar, terampil , berkarater. Sesuai dengan hakekat pembelajaran PKn maka dalam proses pembelajarannya PKn hendaknya mampu memberi bekal ketrampilan. Sehingga diharapkan warga akan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab.
Motivasi ialah keinginan atau usaha untuk mendorong pencapaian sesuatu baik prestasi ataupun ketertarikan terhadap sesuatu. Motivasi dalam diri siswa merupakan potensi pendorong untuk melakukan setiap aktivitas guna tercapainya hasil yang diinginkan.
Bagi Hanafiah( 2012, h. 26), terdapat 4 guna motivasi belajar ialah:
Bisa disimpulkan guna dari motivasi itu sendiri merupakan mendorong siswa dalam terbentuknya sikap yang berkeingan dalam pembelajaran sehingga hasil yang diinginkan dalam pembelajaran data tercapai.
Djamarah (2008) mengatakan bahwa motivasi dibagi menjadi 2 yaitu motivasi intrinsic dan ekstrinsik, motivasi ekstrinsic ialah motivasi yang membutuhkan rangsangan dari luar untuk melaksanakan sesuatu sedangkan motivasi intrinsik ialah motivasi nyang bersala dari dalam sepeti nasihat atau dorongan dari keluarga untuk melaksanakan sesuatu.
4.. Faktor. yang. Mempengaruhi. Motivasi. Belajar. ii
Salah satu tugas guru dalam mengajar tidak hanya menerangkan materi, namun iuga menghasilkan suasana kelas,menyediakan media pembelajaran yang menarik dapat membangun motivasi siwa banyak cara yang dapat digunakan seperti penggunaan video dalam menerangkan materi. dengan demikian pelajaran dapat mudah dimengerti oleh siswa dan hasil belajar akan mengalami peningkatan . (Syah, 2012) menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
1) Aspek dari dalam ialah kondisi/ keadaan jasmani serta iohani siswa
2) Aspek dari luar ialah keadaan area disekitar siswa
3) Aspek pendekatan belajar ialah startegi yang digunakan siswa dalam melaksanakan aktivitas pedidikan.
Dapat kita ketahui bahwa factor yang mempengaruhi kemauan siswa dalam belajar datang dari luar dan dari dalam diri siswa jadi kita sebagai guru harus mampu memahami maksud dari factor-faktor tersebut karena hal ini menjadi jalan keluar dari permasalahn yang terjadi dikelas.
(Sardiman, 2014) Adapun kekuatan motivasi siswa dalam belajar dilihat dari sebagian indicator berikut:
1) Rajin menjalankan tugas
2) Sabar dalam menjalankan kesulitan
3) Membuktikan atensi terhadap beragam permasalahan.
4) Senang dalam kemandirian
5) Teguh Pendiriannya
6) Bahagia mencari serta membongkar permasalahan
Jika siswa tidak memiliki salah satu indoikator diatas makan dipastikan siswa tersebut tidak memiliki motivasi dalam belajar.
Media ialah suatu alat komunikasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan informasi dalam hal ini inforasi dalam pembelajaran. Dalam dunia Pendidikan media sangat berpengaruh penting dalam kegiatan pembelajaran karena dengan media dapat membuat ketertarikan siswa dalam belajar terutama pada masa pendemi saat ini. Menurut Haryoko (2012) media merupakan suatu sarana penyalur informasi belajar atau penyampaian pesan.
Media pembelajaran terbagi menjadi 2 komponen penting yaitu komponen perlengkapan atau perangkat keras dan kompenen pesan atau perangkat lunak. Jadi perlu diperhatikan bahwa media pemebelajaran mengharapkan adanya sarana untuk menyampaikan pesan. Tetapi yang utama bukanlah perangkat kerasnya tetapi data pembelajaran yang disampaikan melalui media tersebut. Dengan ini media merupakan penyampaian informasi pembelajaran yang diteruskan dari sumber informasi kepada penerima atau siswa dengan tujuan supaya dapat diserap dengan optimal oleh siswa.
. Media terdiri dari 3 makna ialah:
a. Media audio ialah yang menggunakan indera pendengaran
b. Media visual ialah menggunakan indera penglihatan
c. Media audio visual yaitu menggunakan 2 panca indera ialah, pendengaran dan penglihatan
Penggunaan media audio-visual akan lebih sempurna serta ideal dalam pengenalan materi pada pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru. Media dapat dapat menggantikan pekerjaan pedidikan pada kondisi tertentu. Maksudnya pengenalan materi dapat di gunakan oleh media seperti video sehingga video dapat menjadi fasilitator yang dapat mempermudah kegiatan pemebelajaran. Video merupakan gambar hidup yang di proyeksikan melakui lensa proyektor ataupun dapat menggunakan handphone.
Menurut (Syaiful & Aswan, 2002) langkah-langkah penggunaan audio visual adalah
a. Merumuskan tujuan pembelajaran, dimana media audio-visual merupakan sumber utama
b. Persiapan, dimana pada tahap ini guru memilih media yang hendak dipakai seperti televisi atau video dari aplikasi youtube ataupun video dari link internet.
c. Persiapan kelas. Pada tahap ini guru menyiapankan perlengkapan yang hendak dipakai ,seperti jika pembelajaran dilakukan dikelas apakah guru tersebut menyiapkan layer proyektor dan jika pembelajaran dilakukan melalui dalam jaringan pastikan koneksi internet terhubung dan juga harus memperhatikan kondisi psikis siswa.
d. Tahap penyajian, pada tahap ini guru harus mempunyai kemampuan dalam mengoprasikan teknologi seperti laptob, proyektor atau handphone
e. Langkah aktivitas belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan menggunakan media pengajaran yang terdapat. Selaku contoh siswa
f. Mempraktekkan isi dari media cocok dengan aktivitas pengajaran ataupun siswa dilatih dengan metode mengerjakan soal latihan dengan media yang terdapat dengan tutorial guru.
g. Langkah penilaian pengajaran. Pada langkah ini siswa dievaluasi oleh guru hingga sepanjang mana tujuan pengajaran yang dicapai dan bisa dinilai dimana pengaruh media selaku perlengkapan pemdukung bisa mendukung keberhasilan proses belajar siswa.
Menyesuaikan dengan pemebalajaran pada masa pandemic covid-19 pada saat ini maka peneliti menggunakan whatsapp sebagai jembatan proses pembelajaran . dengan ini ada beberapa keunggulan dan kelemahan pada penggunaan audio-visual antara lain:
Keutamaan dari media audio-visual yakni:
a. Memotivasi siswa dalam belajar
b. Menarik perhartian siswa
c. siswa sepeti melihat peristiwa atau kejadian secara langsung
d. Dapat dilihat secara berulang-ulang
e. Mudah dipahami oleh siswa
f. Menghemat waktu belajar
g. Memberikan dimensi baru dalam proses pembelajaran
Namun ada pula kekurangan dari media audio-visual antara lain:
a. Biaya yang relatif mahal
b. Membutuhkan perklengkapan kadang sekolah tertentu tidak memiliki alat proyektor
c. Memerlukan dana
d. Ada beberapa pendidik yang tidak paham menggunakan teknologi
e. Terkdang siswa malas menonton vidio dari awal sampai akhir
Materi ajar pada penelitian ini adalah Buku tema 7 Tentang Kepemimpinan dimana pada sub tema 1 pembelajaran ke 1 dan 2 yaitu Penerapan sifat kepemimpinan pada sila pertama dan kedua.
Sifat seorang individu sebagai pemimpin untuk mmeengaruhi individu atau sekelompok orang untuk mencapi tujuan dan sasaran terntentu. Sifat kepemimpinan dapat terlihat dari sila pancasila karena setiap sila pancasila mempunyai makna yang mencerminkan sikap seorang pemimpin. Adapun ciri-ciri seorang pemimpin yaitu percaya terhadap tuhan yang maha esa, menghormati agama, suku dan ras orang lain ataupun kelompok, membantu sesama terutana pada musibah seperti bencana alam, tidak memaksakan kehendak, berlapan dada, menerima pendapat orang lain, melindungi sesama dan masih banyak lagi.
Sila pertama pancasila berbunyi ” ketuhanan yang maha ESA”, makna dari ketuhanan yang maha esa yakni percaya terhadap tuhan yang maha esa. Sebagai cerminan sikap kepemimpinan adapaun makna dari sila pertama yang mencerminkan sikap seorang pemimpin yakni:
Sila kedua berbunyi ” Kemanuasiaan yang adil dan beradap”. Makna dari sila kedua pancasila yakni menjaga nilai kemanuasiaan. Adapun sikap yang mencerinkan sila kedua pancasila yakni:
.Penelitian dilaksanakan pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada imateri Kepemimpinan diSD Negeri 35 Lubuklinggau tahun pelajaran 2020/2021.
Penelitian pada bulan April dan Mei sesuai dengan. Jadwal kegiatan pembelajaran PKn di SD Negeri 35 Lubuklinggau. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran meliputi siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 29 April 2021, sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Mei 2021.
Pihak-pihak yang membantu dalam penulisan laporan ini yakni:
B.. iiDesain. iiProsedur. iiPerbaikan. iiPembelajaran
Perbaikan Pembelajaran pada penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dimana lakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, ( 3) observasi, dan (4) refleksi. Terlebih dahulu peneliti melakukan kegaiatan prasiklus. Pengamatan dilakukan pada pembelajaran PKn dengan kompetensi dasar pemahaman denga materi Kepemimpinan menggunakan Media audio visual. Pengamatan dilakukan dengan melihat hasil dari UH (ulangan Harian) setiap siswa. Perbaikan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
Pada tahap pertama yakni prasiklus dilaksanakan di SD Negeri 35 Lubuklinggau pada kelas VI. Pada tahap ini peneliti tidak menggunakan media dalam pembelajaran dan melakukan kegiatan observasi terhadap siswa. Pada kegiatan diketahui sejauh mana siswa memahamai materi yang sudah dipelajari tanpa menggunankan media yang akan diterapkan pada siklus I dan II.
Adapun rencana pembelajaran pada siklus I yakni:
Kegiatan ini dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari kegiatan prasiklus. Lalu penulis merencanakan dengan menyusun skenario pembelajaran dan rencana pelaksanan pembelajaran dengan menggunakam media audio-visual.
Pada kegiatan dilaksanakan dengan berpedoman pada skenario pembelajaran dan RPP yang telah peneliti susun. Dari hasil yang didapat pada tahap pelaksanaan ini maka akan di lihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disamapaikan dengan menggunakan media pembelajaran yang digunakan guru.
Pada kegiatan ini peneliti dibantu oleh teman sejawat menentukan apakah proses belajar mengajar telah dilakukan mengalami peningatan dari tahap prasiklus. Pada kegiatan ini temans sejawat mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajjar berlangasung sehingga dapat terlihat dari proses KMB tersebut yang mana yang harus diperbaiki atau ditingkatkan.
Pada kegiatan ini peneliti dan teman sejawat meninjau kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung guna menganalisis aktivitas siswa dan guru serta mengevaluasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk merancang pelaksaanaan yang akan dilakukan pada siklus II. Untuk memenuhi kekurangan yang terdapat pada siklus I agar siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Pada siklus II ini dimana menindaklanjuti penelitian terhadap siswa pada siklus I dimana berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat hal-hal yang kurang optimal dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I menjadi poko perencaan pada siklus II ini, dimana penggunaan media harus lebih dibuat menarik lagi baik dari segin isi dan penyampaian kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni:
Pada tahap ini merupakan rujukan pada siklus I diaman peneliti menyusun Skenario pembelaajaran dan RPP terlebih dahulu guna pembelajaran yang berlangsung akan teraah dan terencana dengan baik. Disini peneliti melihat sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran pada siklus II
Kegiatan Pembelajaran pada tahap ini mengacu pada Skenario dan RPP pada siklus II yang sudah peneliti susun sebelumnya. Kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan dengan menggunakan media yang lebih menarik baik isi dan penyampaiannya agar tercapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan diskusi kemabali dilakukan peneliti bersama temans sejawat untuk mebahas hal-hal yang timbul pada kegiatan pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini pembelajaran jauh lebih baik dari pada siklus I, sehingga proses belajar mengajar mengalami banyak peningkatan. Dengan ini peneliti mencukupkan penelitian ini pada siklus II karena siswa sudah menunjukkan keberhasilan dan minat yang besar dalam belajar
C..iTeknik. pengumpulan. data
(Herdiansyah, 2015) mengemukakan“ observasi merupakan suatu aktivitas terencana serta terfokus serta mencatatat serangkaian sikap maupun jalannya suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu, dan menguak apa yang terdapat dibalik timbulnya sikap serta landasan sesuatu sistem tersebut”. Observasi ini dicoba dengan mengamati proses pendidikan PKN sepanjang dalam riset, yang berlangsung dari dini penerapan aktivitas hingga selesainya aktivitas, ibaik menimpa modul ataupun media pendidikan yang digunakan dalam pendidikan PKN di SD Negara 35 Lubuklinggau
Tes ialah sejumlah soal yang di berikan kepada siswa dimana untuk mengukur pemahaman siswa , tes merupakan alat evaluasi yang digunakan oleh guru . ”( Jihad, 2013) tes yang dilakukan berupa tes tertulis disebut juga tes formatif. Metode ini digunakan mengenali tingkatan uraian siswa terhadap modul pendidikan, serta siswa dikatakan sudah menggapai tingkatan kemampuan apabila sudah mendapatkan minimun 85% dari sasaran pendidikan yang sudah diresmikan.
Observasi dapat dilakukan terhadap siswa maupun guru, dimana didalam lembar observasi dapat menilai sikap siswa, ketertarikan siswa dalam belajar, keterlibatan siswa dan respon siswa pada saat belajar. Begitu juga dengan lembar observasi guru dimana penilaian dapat dilakukan oleh teman sejawat untuk menilai keterampilan guru, cara penyampaian materi dimana hal ini ber[engaruh terhadap hasil belajar siswa serta bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran.
Dalam penelitian ini Teknik yang digunakan yakni analisis data dimana data dari tes dan observasi digunakan sebagai penilaian terhadap siswa. Hasil akhir dari analisis data dapat digunakan untuk mendorong peningkatan atau perubahan keraha yang jauh lebih baik terhadap hasil akhir pengerjaan siswa. Adapun rumus-rumus yang dipakai sebagai berikut:
. M. ii=. ∑𝚡
. ii. ii. ii. N
. Keterangan:
.M. . i=. Mean. (nilai. rata-rata)
.∑𝚡. =. jumlah. Semua. nilai. iikelas
.N. i. =. Jumlah. siswa. ii(Djamarah,. ii2000)
b.. Untuk. menghitung. persentase. ketuntasan. belajar. siswa,.digunakan. ii
rumus. sebagai. berikut:. ii
P. ii=. F
. ii. ii.N
Keterangan:
P. ii=. Jumlah. iinilai. iidalam. iipersen
F. ii=.iFrekuensi
N. ii=. Jumlah. iisiswa. ii(Djamarah,. ii2000,.)
BAB. IV
HASIL. DAN. PEMBAHASAN
Pelaksanaan dilakukan di kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau yang berjumlah 20 orang. untuk siklus perbaikan, maka pra tindakan dilakukan pada tanggal 22 April 2021 sebagai langkah awal untuk mengetahui pemahaman siswa. Pada tanggal 22 April 2021 di kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau, peneliti mengadakan pelaksanaan prasiklus dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam materi Kepemimpinan, setelah diketahui hasil belajar siswa maka akan dilakukan tahap perbaikan dengan menggunakan media Audio Visual untuk mengetahui hasil belajar siswa tersebut, peneliti menggunakan tes tertulis dengan aspek yang dinilai dapat menyebutkan 5 sifat seorang Pemimpin dalam makna Sila Pertama dengan skor 20 tiap jawaban benar.
Hasil dari penilaian Prasiklus yakni awal rentang nilai 90-100 sebanyak 2 orang (10%), rentang nilai 80-89 sebanyak 0 orang (0%), rentang nilai 70-79 sebanyak 5 orang (25%), rentang nilai < 69 terdapat 13 orang (65%), dengan nilai rata-rata 64,5 Dari data yang diperoleh pada prasiklus hasilnya kurang baik Oleh karena itu, dilakukan tindakan I.
Secara lebih jelas mengenai hasil pratindakan ini berikut grafiknya:
Grafik. i4.1
Ketuntasan. iPrasiklus
Dari grafik diatas diketahui bahwa pada tahap prasiklus masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah.
Berikut ini adalah perencaan yang dibuat dalam bentuk table 4.1:. i
Menentukan Indikator |
Menentukan Standar Kompetensi |
Menentukan Tujuan Perbaikan |
Menentukan Materi |
Menentukan Kompetensi Dasar |
Menentukan Media Pembelajaran |
Gambar. ii4.1. Tahap. Perencanaan
5. Menentukan Materi
6. Menentukan Media iPembelajaran
media yang digunakan iadalah iMedia iAudio iVisual (Video)
7. Membuat lembar Observasi
8. Membuat lembar kerja peserta didik
3. Kegiatan Penutup
Dari hasil evaluasi siklus I nilai siswa sebanyak 4 siswa (20%) belum tuntas dan 16 siswa (80%) mendapatkan nilai antara 70-100 yakni tuntas, terjadi peningkatan pembelajaran dari siklus I. Hasil tersebut dapat dilihat melalui grafik dibawah ini:
Grafik. i4.2
Hasil. Penilaian. Siklus. I
Tahapan kegiatan observasi berlangsung bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar, observasi dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati kinerja guru, keterampilan guru pada saat mengajar dan semua kejadian yang terjadi pada proses belajar dan observasi pada siswa dilakukan guru guna melihat sejauh mana sikap siswa yang berlangsung pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan ihasil iobservasi aktivitas siswa imasih rendah. Aktivitas isiswa iyang ibertanya hanya ada i3 iorang (15%), aktif menjawab ada i3 orang i(15%), melaksanakan perintah ada i20 orang (100%), tidak aktif ada i17 orang i(85%).
Refleksi dilaksanakan bersama dengan teman sejawat dan Pembimbing untuk mengkaji hal-hal yang terdapat pada siklus I, kekurangan dan kelebihan dihasilkan pada siklus II dijadikan patokan untuk pelaksanaan pada siklus II
Penjelasan yang dilakukan guru pada materi Kepemimpinan, ada yang merespon dan ada yang tidak. Dan hasil penugasan siswa ada 4 orang yang dibawah KKM (70) kesimpulah dari siklus I maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II yakni:
3.. iiSiklus. iiII
Tahapan pembelajaran disiklus I mejadi kelanjutan hasil dari siklus I dengan tujuan pada siklus II ini lebih optimal lagi. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, berikut tahapan-tahapan tersebut:
2. Menentukan iKompetensi iDasar
3. Menentukan iIndikator
4. Menentukan iTujuan iPerbaikan
5. Menentukan iMateri
Materi iyang idisampaikan iadalah itentang ipengertian iKepemimpinan, makna isila ikedua iPancasila idan icontoh isikap iseorang iPempimpin dalam ikehidupan isehari-hari
6. Media iPembelajaran
I Media iyang idigunakan iadalah iMedia iAudio iVisual i(Video)
7. Membuat Lembar kerja peserta didik
8. Membuat lembar Observasi
1. Kegiatan Awal
2. Apa makna dari sila Pertama pancasila?”
3. Sikap yang mencerminkan sila pertama?
3. Kegiatan Penutup
h
peningkatan terjadi pada siklus II yang signifikan dalam hasil belajara yakni 20 (100%) siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Berikut daftar nilai siswa pada siklus II dibawah ini:
Grafik. 4.3
Hasil. Penilaian. Siklus. II
Tahapan observasi kembali laksanakan teman sejawat dengan tujuan melihat kemampuan dan keterampilan mengajar guru pada siklus II dan mengamati peningkatan yang terjadi pada siklus II dan observasi siswa dilakukan oleh peneliti guna mengetahui seberapa besar peningkatan pembelajaran terjadi pada siklus II. Kesimpulan dari aktivitas siswa yang bertanya 9 orang (45%), aktif menjawab ada 11 orang (55%), melaksanakan perintah ada 20 orang (100%), tidak aktif ada 6 orang (30%).
Tindakan yang laksanakan siklus II sangat baik dan berhasil. Nilai siswa megalami peningkatan dan berikut juga dengan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa. Seluruh kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan scenario dan RPP dan tidak ada bagian yang terlupakan. Yang kurang pada siklus I seperti ada siswa yang pasif dalam menjawab pertanyaan dan bertanya pada guru, pada siklus II siswa-siswa tersebut mengalami peningkatan yang signifikan terlihat dari hasil observasi yaitu peneliti memperbaiki hasil obeservasi berupa menambahkan video yang menarik berupa video animasi sehingga sisswa lebih tertarik dan lebih memahami isi materi yang disampaiakn guru. Dan terlihat dari hasil penilaian hasil tugas yang dikerjakan siswa semuanya mencapai nilai diatas KKM maka dengan ini peneliti mencukupkan siklus berakhir pada siklus II.
Hasil dari tahap demi tahapan menerangkan hasil belajar dan hasil obseravsi aktivitas siswa mengalami peningkatan yang sangat baik pada setipa siklus nya. Terutama pada siklus akhir semua siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Nilai yang diperoleh peserta didik mencapai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana KKM yaitu 70.
Dari Prasiklus dihasilkan minat atau motivasi siswa dalam Pembelajaran PKN sangat rendah, hal ini terbukti dari hasil tes pada prasiklus dan tingkah laku siswa, seperti siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi, siswa pasif dan diam, sdiberikan waktu untuk bertanya tidak ada yang bertanya, tidak menlaksakan tugas, asik dengan pekerjaan terlihat lama saat mengumpulkan tugas via whatsapp. Keadaan seperti ini didukung pula dengan guru yang mengajar hanya menggunakan buku cetak siswa, guru terlalu monoton dalam mengajar hal ini juga membuat kebosanan yang terjadi pada siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak berhasil.
Pada tahap prasiklus hasil dari pengerjaan siswa masih sangat rendah.. Pada. tahap. pra. siklus. ini. materi. pembelajaran PKN yakni. Kepemimpinan.. rata- rata nilai yang dihaslkan pada prasiklus .yakni 64,5 ataui35%. tuntas. atau. ii7. siswa. idan. i75%. iatau. ii13. isiswa. belum. Tuntas. Dalam hal ini perlu diberikan solusi atas permasalahan tersebut yakni dengan menggunakan madi audio-visual,. khsusnya. materi. Kepemimpinan.. Perbandinga hasil belajar,. ketuntasan. belajar. pada. pra. siklus. dapatidilihat. pada. tabel.berikut.
Tabel. ii4.8
Perbandingan. Hasil. Ketuntasan. Belajar. Siswa. pada. Pra. Siklus
No |
Siklus |
Hasil Belajar |
Ketuntasan. iBelajar |
1 |
Pra |
64.5 |
35% |
Dari table diatas diperoleh ketuntasan yang masih jauh dibawah standar, pembelajaran. PKN. materi. Kepemimpinan. kelas. VI. SD. Negeri. ii35. Lubuklinggau. perlu. ditingkatkan. melalui. penggunaan. media. yang. tepat. maka. dari. itu. dilakukan. perbaikan.. pada.siklus. I.
Pada siklus I pembelajaran dikhususkan pada penggunaan media audio visual, media ini baru pertama kali diimplementasikan di kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau, karena selama ini guru hanya mengajar menggunakan buku cetak siswa. Penggunaan media ini pada siklus I masih mengalami beberapa kendala, diantaranya siswa masih mencari makna atau isi dari video yang mereka lihat. Namun, hasil penggunaan Media Audio Visual yang pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar, peningkatan yang jika dibandingkan dengan tahap pra siklus. Menurut Anderson (1994, h.102) tujuan psikomotorik dari penggunaan media audio visual yaitu “ video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak, dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan dan melalui video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi”. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 64 ipada. pra. siklus. menjadi. ii79.5. pada. isiklus. I.. Berdasarkan. data. perolehan. ketuntasan. belajar. siswa. mengalami. peningkatan. idari. ii7. siswa. ii(35%). pada. pra. siklus. menjadi. ii16. siswa. i(80%).ipada. siklus. I.. Perbandingan. hasil. belajar. dan. ketuntasan. belajar. isiswa. dalam. pembelajaran. antara. pra. siklus. idan. siklus. I. dapat. dilihat. pada. tabel. berikut. ii:
Tabel. ii4.9
Perbandingan. Peningkatan. Hasil. dan. Ketuntasan. iBelajar. ipada. Pra. Siklus. iidan. Siklus. iiI
No |
Siklus |
Hasil Belajar |
Ketuntasan Belajar |
1 |
Pra |
64.5 |
35% |
2 |
Siklus. I |
79.5 |
80% |
Berdasarkan. tabel. idi. atas. menunjukkan. bahwa.dari. pra. siklus. sampai.idengan. siklus. I. mengalami. peningkatan. hasil. belajar,. ketuntasan. belajar. dan. keterlibatan. siswa.dalam. pembelajaran..Ini. menunjukkan.bahwa. media. Audio. Visual.itepat. digunakan. untuk. meningkatkan. ihasil. belajar. dan. keterlibatan. siswa. dalam. iipembelajaran. pada. mata. pelajaran. PKN. materi. Kepemimpinan. kelas. iVI. SD. Negeri. 35. Lubuklinggau.. Peningkatan. persentase. setiap. siklusnya. tergambar. pada. grafik.iberikut. iini.
Grafik. i4.4
Persentase. Hasil. Belajar. dan. Ketuntasan. Belajar.iPada. Tahap. iPra. Siklus. dan. Siklus. iI
Berdasarkan data di atas, penulis masih merasa kurang puas dikarenakan masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu dari 20 siswa yang belum tuntas ada 4 siswa atau 35% di bawah KKM.. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
Oleh karena iitu penelitiimelakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
3.. Pembahasan. Siklus. II
Setelah perbaikan dari siklus sebelumnya, penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKNimateri Kepemimpinan ikelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau pada siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan denganipra isiklus dan siklus I. Dengan menggunakan media audio visual siswa seperti secara nyata melihat kejadian atau peristiwa sehingga siswa mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan hal ini ejalan dengan pendapat dari Hamalik (2000, h. 20) “media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui penginderaan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada peserta didik”.
Berdasarkan. data. yang. diperoleh. setiap. siklusnya. menunjukkan.bahwa. rata-rata. hasil. belajar. isiswa. mengalami. peningkatan. dari. ii64,5. pada. pra. siklus. imenjadi. ii79,5.ipada. siklus. I. dan. menjadi. 85.75. pada. siklus. II.. Berdasarkan. data. perolehan. ketuntasan. belajar. siswa. pada. tiap. siklusnya. mengalami. peningkatan. dari. ii7. siswa. ii(35%). pada. pra. siklus. menjadi. 16.siswa.(80%). pada. siklus.iI. idan. menjadi. ii20. siswa. (100%). pada. siklus. II.
Perbandingan. hasil. belajar. dan.iketuntasan. belajar. antara. pra.siklus,. siklus. I. dan. siklus. II. dapat. dilihat. ipada. tabel.iberikut:.
Tabel. ii4.10
Perbandingan. Peningkatan. Hasil. idan.iKetuntasan. Belajar. Pada. Tahap. iPra. Siklus,. Siklus. I. dan.iSiklus. iiII
No |
Siklus |
Hasil Belajar |
Ketuntasan Belajar |
i1 |
Pra |
64.5 |
35% |
i2 |
Siklus. iiI |
79.5 |
80% |
i3 |
Siklus. iiII |
85,75 |
100% |
Berdasarkan. tabel. idi. atas. terlihat. ijelas. bahwa. dari. pra. siklus,. siklus. I. sampai. siklus. II. mengalami. peningkatan. hasil. belajar.dan. ketuntasan.belajar. siswa.. Ini. imenunjukkan.bahwa. media. Pembelajaran. Audio. Visual. itepat. digunakan. untuk. meningkatkan. motivasi. dan. hasil. belajar. siswa. ipada. mata. pelajaran. PKN. materi. Kepemimpinan. kelas. iiVI. SD. Negeri. ii35. Lubuklinggau.. Peningkatan. persentase. peningkatan. setiap. siklusnya. itergambar. pada. grafik. iberikut. ini:
Grafik. i4.5
Persentase. Hasil. Belajar. dan. Ketuntasan. Belajar. Pada. Tahap. iPra. Siklus,. iSiklus. I. idan. Siklus. iII
Dari. hasil. pembelajaran. iperbaikan. sikus. ii2.isangat. memuaskan. karena. semua. siswa. mendapat. inilai. idi. atas.iKKM.. Sehingga. perbaikan. cukup. sampai. pada. siklus. II.
”Terdapat peningkatan nilai rata-rata pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu pada kegiatan prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 64,5, sedangkan kegiatan siklus 1 sebesar 79,5, dan kegiatan siklus II isebesar 85,75. Maka dapat disimpulkan penggunaan media Audio Visualidapat meningkatkan imotivasi dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 35 Lubuklinggau dalam pembelajaran PKN.
Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR. PUSTAKA
Anderson,. R. (1994.. Pemilihan. dan. pengembangan. Media video. pembelajaran. Grafindo. iPers.
Arikunto,.S.. (2006)..Metode. ipenelitian. ikualitatif. Bumi. iAksara.
Arsyad,I A.. (2011)..Media. ipembelajaran. PT. Raja. Grafindo. iPersada.
Aryani,. I.K.. dan. Susatim M.(2010).. Pendidikan. kewarganegaraan. berbasis. nilai. Ghalia. Indonesia.
Depdiknas.,. (2006). kurikulum. itingkat. satuan. pendidikan. sekolah. dasar. iDepartemen. iiPendidikan. Nasional.
Djamarah,. S..B.,.i(2008). Psikologi. ibelajar.iRineka. Cipta.
Djamarah,. S..B.,dan. iZain, iA.. (2002). Strategi. Belajar mengajar. Rineka. Cipta.
Gerlach, VS., i&. Ely, DP. (i1971), Teaching. and. media: A. isystematic. approach. Englewood. Cliffs,.N.J.
Hanafiah.. (2012).. iKonsep. strategi. pembelajaran. Refika. Aditama.
Hamalik, O. (2000).. iTeknologi. dalam. Pendidikan. Yayasan. partisipasi. pembangunan. Indonesia.
Herdiansyah, iH. (2015).. Wawancara, observasi,. dan. focus. groups. isebagai. instrumen. penggalian. data. kualitatif.. PT..Rajadrafindo. iPersada
Jihad,. A.. .dkk.. (2013).. iEvaluasi. pembelajaran. Multi. Pressindo.
Mudlofir,. A., ii&. iiRusydiyah. i(2016).. iDesain. pembelajaran. inovatif. dari. teori. ike. praktik.iPT. Raja. Grafindo. Persada.
Munadi,. Y.. (2013). Media. ipembelajaran.. iGP Press. Goup.
Sardiman. (.2011). Interaksi. dan. motivasi. belajar. mengajar. PT. Rajagrafindo.
Sardiman.. (2014). Interaksi. dan. motivasi. belajar. mengajar. Rajagrafindo. Persada.
Sudirman.. (2010).. Aktivitas. belajar.. Pusat. Perbukuan.
Sukiman. (2012). Pengembangan media. pembelajaran. Pedagogia.
Susanto, A.. (2012). Teori. belajar. dan. Ipembelajaran. di. sekolah. dasar, Kencana. Prenada. imedia. Group.
Syah, iM.. (2010).. Psikologi. pendidikan. dengan. pendekatan. baru. PT. Remaja. Rosdakarya.
Syah,. M..(2012).. Psikologi. belajar. Rajawali. iPers.
Tabrani, A. R,. (1992).. Pendekatan. dalam. proses. Belajar mengajar..Remaja. Rosdakarya.
Wardani. (2002).. Penelitian. itindakan. kelas.. niversitas. Terbuka.
Yudhawati, R. (2011). Teori-teori idasar. psikologi. pendidikan. PT. Prestasi. Pustakaraya.
Komentar (0)